Medan, Oktober 2025 — Ketua DPW Generasi Negarawan Indonesia (GNI) Sumatera Utara, Muhammad Mas’ud Silalahi, S.Sos., M.Sos, menulis sebuah renungan berjudul “Para Sufi Gemar Berkata-kata”. Tulisan ini menekankan betapa besar kekuatan kata-kata dalam membentuk sejarah, peradaban, hingga menggerakkan semangat perjuangan umat manusia.
Dalam tulisannya, beliau mengungkapkan bahwa kata-kata adalah senjata. Ia bisa menjadi pisau yang tajam sekaligus obat yang menenangkan. Bahkan sejarah dunia, menurutnya, berdiri di atas kuasa kata. Allah SWT menciptakan alam semesta hanya dengan firman-Nya: “Kun Fayakun” (Jadilah! Maka terjadilah).
Beliau menegaskan bahwa kata-kata adalah doa, dan doa merupakan senjata paling ampuh bagi kaum beriman. Dengan pemahaman itu, para pemimpin besar dunia mampu menaklukkan wilayah kekuasaan, termasuk Bung Karno yang berhasil memerdekakan Indonesia dengan kekuatan retorika.
“Suaranya yang khas dalam pidato dan rapat-rapat penting dapat menundukkan hati para Raja, para konglomerat, dan rakyat jelata,” tulis Muhammad Mas’ud.
Ia juga menekankan bahwa para Nabi dan orang-orang saleh dianugerahi kekuatan kata-kata melalui wahyu yang disampaikan Malaikat Jibril. Kata-kata yang turun dari langit bukan sekadar rangkaian huruf, melainkan cahaya yang menerangi jalan hidup umat manusia.
Firman Allah dalam Surah Al-‘Alaq: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan...” menjadi penegasan bahwa kata adalah pintu ilmu pengetahuan. Dengan kata, manusia diajarkan jalan kebaikan, sebagaimana ketika Allah mengajarkan kepada Nabi Adam nama-nama segala sesuatu.
🌿 Para sufi, kata Muhammad Mas’ud, adalah golongan yang gemar berkata-kata — bukan sembarang kata, tetapi kata-kata yang penuh dzikir, cinta kepada Tuhan, dan penghormatan kepada para Nabi. Hati, pikiran, lisan, dan tulisan mereka senantiasa dipenuhi oleh kata yang menebarkan cahaya kebaikan.
✍️ Tulisan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya di Sumatera Utara, untuk menyadari bahwa kata-kata adalah energi perubahan. Ia dapat menjadi pembangun semangat, penegak kebenaran, sekaligus jalan menuju pencerahan.
Penulis: Muhammad Mas’ud Silalahi, S.Sos., M.Sos
Social Plugin